Matahari Terbenam, Hari Mulai Malam



Daisy sumringah ketika melihat dua sosok tegap membelakanginya. Sudut-sudut bibirnya berkedut-kedut tertarik ke atas, hendak tersenyum lebih lebar karena kebahagiaan memompa jantung dan paru-parunya bekerja lebih keras, memenuhi perutnya.

Kaki Daisy berlari sekencang yang ia bisa, selaras dengan kebahagiaan yang meluap-luap pada dirinya.

“Heeeeiii semua!!! Sori banget telat!” Daisy berkata ceria, meski ia pura-pura pasang tampang menyesal. Cewek itu menyeruak di antara kedua bahu tegap itu.


Joni tersenyum lembut, sama sekali nggak marah. Joni pacar Daisy. Pacar baru, gitu. Sedangkan Husein sahabat dari kecil Daisy, yang pinter nyomblangin orang. Termasuk dalam nyomblangin Daisy dan Joni.

“Yaelah, Sen, Joni aja nggak marah, kamu yang marah...” Daisy cekikikan.

Husein pura-pura melotot kesal. “Oh gitu. Kamu beneran jadiin aku obat nyamuk di sini? Ini pembalasan atas jasaku untuk...,”

Plok! Telapak tangan Daisy sudah nemplok di mulut Husein. “Udah, nggak usah pidato!”

Joni tertawa kecil, lalu merangkul bahu Daisy. “Kalau kamu telat semenit aja, kamu bakalan ketinggalan.”

Daisy tersenyum penuh arti pada Joni. Lalu mereka semua kompakan melihat ke depan, pada matahari yang perlahan turun, bergilir tugas dengan bulan.

Daisy takjub. Mulutnya sampai menganga lebar. Sungguh indah. Daisy berterima kasih pada Joni, mau mengajaknya serta Husein ke tempat “rahasia”-nya. Tempat yang paling sempurna melihat matahari terbenam.

Sementara itu, ketika sinar oranye perlahan bergerak turun merambati tubuh mereka bertiga, tangan Joni yang merangkul bahu Daisy ikut turun. Tanpa menoleh Husein melakukan hal yang sama, dan tangan berdua saling menggemgam, erat. Mereka berdua sama-sama saling menatap dalam diam di kesempatan yang amat sempit ini–ketika perhatian Daisy teralihkan oleh cahaya mega. Mereka berdua saling lempar senyum.

Tangan mereka berdua terus saling menggemgam di balik punggung Daisy, satu-satunya perempuan di antara mereka.


@anggiiaaa

Komentar

  1. terlalu mengharukan untuk dibaca , kenapa ?, karna karya anda membuat terciptanya sebuah keharmonisasi dan ketentraman jiwa

    BalasHapus

Posting Komentar