[Matahari Milikku] #3. Siapa Lagi yang Bisa Mengamati Detail Sebegitu Banyak Kecuali Cewek yang Sedang Jatuh Cinta?
Cerita Sebelumnya: [Matahari Milikku] #2. Satu Titik, Satu Perhatian Penuh
Mulutku setengah terbuka. Tampangku? Kayak baru
melihat kucing beranak ayam.
Rambut
cowok itu agak panjang, potongannya normal. Matanya berbinar padahal tidak
sedang diterpa cahaya. Kulitnya sawo matang. Ekspresinya ramah ketika pelayan
mendekat. Lalu ia tertawa kecil bersama teman semejanya, membuat aku tahu kalau
ia punya lesung pipit. Ia memakai kemeja polos berbahan katun berwarna putih,
agak kelabu maka nyaris berwarna abu-abu. Ia memakai jins yang warnanya pudar
dan sepatu keds kain dengan kotoran menempel di ujungnya. Ekspresinya yang
datar ketika mendengar temannya bicara membuatku melihat bibirnya yang tegas,
dagu runcing, dan hidung melengkung yang bisa dibuat prosotan oleh anak-anak.
Jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja, berirama. Hidungnya kempas-kempis menghirup
udara. Matanya menyiratkan rasa penasaran. Pelayan datang, rupanya ia memesan
muffin cokelat dan kopi. Ia menghirup aroma kopinya, baru menyesap isinya.
Belum
ada sepuluh menit, tapi sudah begitu banyak yang kudapat.
Aku
belum pernah seperti ini. Kenapa sih aku? Memang ada apa dengan cowok itu?
Mengapa saat kutatap wajahnya, dadaku berdebar? Mengapa ketika aku melihat
lesung pipitnya, pipiku merona? Mengapa saat kulihat tingkah lakunya, aku
bergetar? Mengapa dengan semua itu fantasiku melejit tinggi dan mulai nakal
berandai-andai, bagaimana rasanya berada di sampingnya?
Tunggu
dulu! Salah! Aku pernah! Aku pernah merasakan ini sebelumnya. Pada seorang
cowok yang bertemu denganku di toko buku yang rupanya juga langganan di situ.
Ya
ampun. Itu kan Arya.
Jadi...?
Kalau
Arya, awalnya aku tidak suka dengannya. Tapi karena kami keseringan dekat, jadi
deh. Lha ini...?
Siapa
lagi yang bisa mengamati detail sebegitu banyak kecuali cewek yang sedang jatuh
cinta?
Ya
ampun.
Apa
begini rasanya cinta pada pandangan pertama? Kata sebagian orang, nggak ada
yang namanya cinta pandangan pertama. Yang ada nafsu atau suka pada pandangan
pertama yang disalahartikan menjadi cinta.
Duh,
aku pusing.
Aku
mencoba menormalkan diri. Aku mencoba membaca buku lagi. Tapi toh kalau pikiran
hanya fokus dengan yang satu itu, mana bisa aku menyerap isi buku ini? Nyatanya
aku gagal mengalihkan perhatian. Ada saja alasan bagi mataku bergulir ke
arahnya.
Badanku
kusandarkan pada kursi. Aku menyerah, menatap buku di meja dengan pandangan
minta maaf. Apa aku pulang saja? Nanggung bener, belum juga hidangan di meja
tersentuh. Maka dengan gugup aku mengambil cangkir kopi. Konyolnya, aku
mengikuti kebiasaan cowok itu, menghirup aromanya dulu baru meminumnya.
Aku
tidak bisa berdiam diri di sini hanya dengan memandangnya. Bisa-bisa dia nyadar
lagi kalau sedang dilihatin! Maka kunyalakan MP3-ku dan memakai earphone. Benda pemberian Arya ini pun
tidak bisa menyentakku menuju kenyataan.
Intro
lagu mengalun. Siapa cowok itu? Kenapa dia punya kekuatan magis segitu kuatnya
sehingga aku yang tidak dikenalnya ini terjebak dengan mudah? Saat mataku masih
melumatnya, ada satu keinginan muncul dalam benakku. Aku mau cowok itu balik
menatapku.
Ampuuun
Kinaaaaal. Kendalikan dirimu!
Walaupun diri ini menyukaimu
Kamu seperti tak tertarik kepadaku
Siap patah hati, kesekian kalinya
Ye Ye Ye!
Kamu seperti tak tertarik kepadaku
Siap patah hati, kesekian kalinya
Ye Ye Ye!
Ini
juga, rese banget nih Mp3. Kenapa harus JKT48 yang Koisuru Fortune Cookie sih?
Ketika kulihat di sekelilingku
Aku
melihat sekeliling.
Ternyata banyak
sekali gadis yang cantik
Aku
manyun.
Bunga yang tak
menarik tak akan di sadari
Kutatap
diriku. Gadis berseragam SMA yang membaca buku di dalam kafe.
Detik
berikutnya kurasa Mp3 ini menyesatkan. Kumatikan lalu kulepas earphone. Kupikir aku lega tapi
ternyata... aku lupa kafe ini juga memasang lagu. Dan kenapa bisa kebetulan
kelanjutannya dari lagu Mp3-ku??
Saat ku melamun terdengar musik
Mengalun, di kafetaria
Tanpa sadar kuikuti iramanya
Dan ujung jariku mulai bergerak
Mengalun, di kafetaria
Tanpa sadar kuikuti iramanya
Dan ujung jariku mulai bergerak
Perasaanku ini, tak akan berhenti
C’mon c’mon ‘cmon baby!
Tolong ramalkanlah
C’mon c’mon ‘cmon baby!
Tolong ramalkanlah
Yang mencinta, fortune cookie
Masa depan, tidak akan seburuk itu
Ye ye ye, mengembangkan senyuman
Kan membawa keberuntungan
Masa depan, tidak akan seburuk itu
Ye ye ye, mengembangkan senyuman
Kan membawa keberuntungan
Fortune cookie, berbentuk hati
Nasib lebih, baiklah dari hari ini
Ye ye ye, ye ye ye
Nasib lebih, baiklah dari hari ini
Ye ye ye, ye ye ye
Janganlah menyerah dalam menjalani hidup
Akan datang keajaiban yang tak terduga
Kupunya firasat tuk bisa saling mencinta
Denganmu...
Akan datang keajaiban yang tak terduga
Kupunya firasat tuk bisa saling mencinta
Denganmu...
Oh
yeah... “kupunya firasat tuk bisa saling mencinta denganmu” semakin
menerbangkan imajinasi.
Ah,
makin gila aku lama-lama di sini. Cepat-cepat kuhabiskan makanan, membayar, dan
ngeloyor keluar. Di ambang pintu aku tersadar bukuku tertinggal. Aku kembali lagi,
dan sebelum melangkah keluar lagi, mataku menangkap toples berisi fortune cookie. Kafe ini menyediakan
satu toples fortune cookie di setiap meja, yang bisa dikonsumsi dengan
gratis.
Iseng-iseng,
aku mengambil satu. Dapetnya yang bentuknya hati. Ya ampun, ini kafe kenapa
jadi angker begini? Banyak ajaibnya!
Tapi
nggak penting! Harus cepat pergi dari sini.
Aku
membelah kue kecil itu menjadi dua. Kuambil kertasnya, kumakan kuenya. Isinya
membuat kepalaku berputar, memandang sekali lagi cowok tadi di balik kaca
bening kafe.
“Kalau
Jodoh, Kalian Pasti Ketemu Lagi Kok!”
Komentar
Posting Komentar