Draft: Sekilas Saja
Ada yang pergi. Sosoknya begitu halus dan lembut, sampai tidak ada yang menyadari kepergiannya. Ia pergi dengan anggunnya, membelai setiap jaringan kulit yang sempat disentuhnya.
Sebuah mobil bersirine yang familier itu terparkir di salah satu sudut hamparan tanah luas itu, dekat sudut yang sedang jadi pusat perhatian. Segala bentuk kengerian, bahu bergidik, air mata, kemirisan tumpah ruah. Di selanya hanya memandang. Memandang sekilas.
Di hamparan luas itu, ada yang sempat singgah. Ada yang pergi. Lebih tepatnya, telah pergi...
Mataku terbuka secara cepat dan tiba-tiba kemudian membelalak. Kurasa pupil mataku sempat membesar dan mengecil seiring terbuka. Napasku memburu dan tubuhku penuh peluh yang entah sejak kapan. Aku mengedarkan pandanganku. Baling-baling kipas angin itu masih berputar dan anginnya masih menerjangku. Namun aku merasa sekujur tubuhku panas layaknya sehabis lari maraton sejauh 5 kilometer.
Aku menelan ludah. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku sambil memutar pikiran.
Kilasan itu seakan-akan melemparku datang, membuatku tertarik bergabung, bermain, terlempar kembali sehingga segala sudut hatiku membengkak. Sakit sekali.
Padahal hanya kilasan.
Great nightmare.
Komentar
Posting Komentar